Temen-temen yang buka tulisan ini kemungkinan besar sedang mencari informasi tentang beasiswa, sebelumnya saya ucapkan selamat dulu. Selamat tidak harus ketika berhasil, ketika berproses ini menurut saya merupakan ajang mengasah diri. Anyway, setelah resmi menjadi penerima beasiswa dan lebih dari 1 tahun saya kuliah di Kanada, pengetahuan tentang beasiswa saya juga meningkat. Sehingga, sangat baik bila saya dokumentasikan dalam blog ini, semoga bermanfaat bagi pembaca.
Pada artikel kali ini saya tidak membahas cara mendapatkan beasiswa, tetapi saya akan membahas komponen penting lainnya yang kemungkinan tidak terpikirkan oleh pejuang beasiswa. Dulu ketika saya mengejar beasiswa, yang saya mengartikan beasiswa adalah sekolah kita dibayari, biaya hidup bulanan diberi, dan tiket pesawat dibayarin pula. Ternyata ada komponen lainnya yang perlu kita perhatikan, agar kita tidak kaget nantinya.
1. Asuransi kesehatan
Beberapa beasiswa menyertakan asuransi. Yang perlu diperhatikan adalah coverage-nya. Apakah hanya general health insurance, apakah dental dan vision juga tercover. Ternyata, biaya tambal gigi atau sekedar membersihkan karang gigi bisa sebesar gaji UMR di Indonesia. Kemudian jika wanita, apakah kehamilan dan melahirkan juga ditanggung. Di Kanada, melahirkan normal dengan 2 hari di rumah sakit tanpa asuransi, biayanya berkisar 40 juta rupiah, angka membesar jika ada komplikasi atau menginap di rumah sakit lebih dari 2 hari.
Beberapa kasus asuransi yang pernah saya dengar adalah di Australia, karena asuransi harus dibayar di muka selama masa studi. Jika PhD student dengan masa studi 3-4 tahun dan membawa keluarga, saya pernah dengar hingga mencapai 150 juta rupiah. Alangkah nikmatnya jika asuransi di negara yang dituju masih masuk budget, atau komponen asuransi termasuk dalam beasiswa.
2. Jenis visa
Yups, mahasiswa asing tentunya mendapat visa belajar. Yang menjadi topik saya di poin ini adalah hak yang diberikan pada visa tersebut. Ada negara yang mengijinkan pelajar asing untuk bekerja part-time 20 jam per minggu (misal Kanada), tentu ini sangat membantu ekonomi mahasiswa atau peluang untuk medapatkan pengalaman dunia kerja (internship) saat libur. Jadi, kita tidak perlu keluar uang dan waktu lagi untuk mengurus ijin bekerja.
3. Kegiatan
Bagi yang membawa keluarga, perhatikan pula peluang kegiatan yang bisa dilakukan oleh pasangan dan anak. Jika hanya menunggu di rumah, dipastikan akan sangat membosankan. Kegiatan yang biasa dilakukan oleh pasangan mahasiswa asing adalah:
- Bekerja. Bisa bekerja part-time atau full-time, tergantung jenis visa. Hati-hati ada pula negara yang melarang pasangan mahasiswa (dependent) untuk bekerja.
- Kursus. Ini merupakan peluang yang baik, untuk kursus tertentu, misal memasak, Bahasa, atau lainnya. Di Quebec, Kanada misalnya, ada program dari pemerintah untuk belajar Bahasa Perancis, meskipun kita bukan permanent resident ataupun citizen.
- Kuliah. Nah ini mantap sekali, ketika kita sudah berada di negara tertentu, tentunya peluang untuk medapat kesempatan kuliah di negara tersebut akan lebih besar. Kita dapat langsung bertemu calon supervisor, kita dapat melihat peluang-peluang beasiswa.
- Volunteer. Yups, volunteer bisa jadi suatu alternative untuk mengisi kekosongan. Selain dapat membaur dengan masyarakat lokal, kita dapat mengenal daerah tersebut lebih baik.
4. Peluang karir
Jurusan di luar negeri kadang belum memiliki lapangan pekerjaan pasti di Indonesia. Bagi yang mengambil jurusan tersebut, lebih baik memikirkan strategi apa yang akan dilakukan setelah lulus. Tetap tinggal di luar negeri, menjadi peneliti, atau kembali ke Indonesia dan menginisiasi peluang karir tersebut.
Sementara ada 4 poin tersebut yang ada dipikiran saya tentang komponen yang tidak kalah kalah penting dalam mempertimbangkan jenis beasiswa yang akan kita ambil. Jika ada hal lainnya ataupun saran, mohon dapat disampaikan, sehingga saya dapat mengupdate artikel saya ini.
Terima kasih dan selamat berjuang kawan.
Tidak ada komentar