Pengenalan singkat teknik valuasi bisnis

Photo by Olu Eletu on Unsplash
Bisnis merupakan kegiatan komersial yang identik dengan untung dan rugi. Tujuan utama pelaku bisnis adalah meningkatkan nilai sumber daya yang diinvestasikan menjadi lebih tinggi dalam suatu periode tertentu. Sederhananya, dengan modal sekecil – kecilnya kita mengharapkan mendapatkan keuntungan sebesar – besarnya.

Sebelum memulai bisnis, seharusnya terdapat rencana matang (business plan) untuk mencapai keuntungan terbesar (optimal). Dalam business plan, detail usaha, produk, cost, hingga pemasaran dikupas tuntas hingga menhasilkan kesimpulan apakah bisnis tersebut layak (feasible) atau tidak.

Teknik yang sering digunakan untuk mengkuantifikasi bisnis adalah discounted cash flow (DCF), multiples, real option valuation (ROV). Masing – masing dari teknik memiliki kelebihan dan kekurangannya masing – masing.

Pertama, DCF merupakan teknik yang umum sekali digunakan, karena perhitungan yang relative sederhana dan mudah dipahami oleh berbagai kalangan meskipun tanpa latar belakang ekonomi sekalipun. Tetapi, kelemahan terbesar DCF berada pada penentuan variable tingkat diskon (discount rate). Angka discount rate susah untuk ditentukan, dan dapat dikatakan tidak ada angka pasti untuk discount rate. Semakin besar discount rate, semakin aman bisnis yang akan kita jalankan, tapi semakin terlihat tidak atraktif bagi investor. Sebaliknya jika kita memilih discount rate kecil.

Kedua, Multiples merupakan alternatif valuasi bisnis yang cukup handal karena kemampuannya menilai bisnis terutama pada jenis bisnis yang memiliki banyak pesaing (competitor). Dasar dari teknik ini adalah membandingkan bisnis kita dengan bisnis lain. Kita dapat membandingkan pendapatan, cost, atau pertumbuhan bisnis. Jika rasio Price vs Earning (PER) kita lebih kecil, maka perusahaan tersebut lebih atraktif (viable economically). Contoh perusahaan ABC dengan PER 2 dan perusahaan XYZ PER 3. Kita baru akan mendapat 1 rupiah untuk tiap investasi 2 rupiah di perusahaan ABC atau 3 rupiah untuk perusahaan XYZ. Kelemahan dari teknik ini adalah penentuan bisnis pembanding, semakin mirip (produk, skala, lokasi, dll) bisnisnya, semakin baik. Tidak mungkin kita menemukan bisnis yang identik dengan bisnis kita. Apalagi di sektor ekstraksi (mining and oil company), jenis komoditas boleh sama, lokasi sebelahan, target produksi kurang lebih sama, risiko geologi bisa berbeda.

Ketiga, yang dianggap paling canggih adalah ROV. Teknik ini memprediksi ketidakpastian – ketidakpastian (uncertainties) yang mungkin terjadi berdasar data historis. Misal harga, akan diprediksi secara stokastik. Teknik ini dikenalkan oleh Myers pada tahun 1977. Kemudian karena ROV menggunakan options (menunda, menutup, menjual, dll) sebagai analogi penambahan nilai perusahaan maka option-pricing model diadaptasi pada ROV, Meskipun begitu, teknik ini memiliki kelemahan dalam penentuan jenis stokastik proses dan hanya mempertimbangkan ketidakpastian 1 variabel (harga misalnya).

Sementara seperti itu pengenalan teknik valuasi bisnis sederhana, sebagai pengingat saya kalau lupa dan semoga bermanfaat bagi pembaca. Tulisan berikutnya saya akan membahas penentuan discount rate pada teknik DCF.

Tidak ada komentar